Teks narrative ini menceritakan wacana kehidupan seujung angsa yang buruk dan dihina oleh mitra kawannya, akan tetapi beliau menyadari jikalau beliau sebetulnya ialah bukan seujung angsa yang buruk akan tetapi seujung angsa yang cantik. Moral Value atau pesan moral dari dongeng ini ialah ternyata dibalik belum sempurnanya kita tersimpan kelebihan yang tiada taranya. Jangan mengalah dengan belum sempurnanya kita.
The Ugly duckling by H.C Andersen
Once upon time, a mother duck sat on her eggs. She felt tired of sitting on them. She just wished the eggs would break out.
Pada jaman lampau, seujung ibu angsa mengerami telur telurnya. Dia merasa lelah duduk diatas telur telur tersebut. Dia berharap semoga telur telur tersebut menetas
Several days later, she got her wish. The eggs cracked and some cute little ducklings appeared. "Peep, peep" the little ducklings cried. "Quack, quack" their mother greeted in return.
Beberapa hari kemudian, harapannya terpenuhi. Telur telur tersebut menetas dan beberapa angsa lucu muncul sambil menyuarakan “ Peep,peep” si angsa kecil kemudian menangis “ Quack, Quack” ibumereka membalas rengekan anaknya tersebut.
However the largest egg had not cracked. The mother duck sat on it for several days. Finally, it cracked and a huge ugly duckling waddled out. The mother duck looked at him in surprise. He was so big and very gray. He didn't look like the others at all. He was like a turkey
Akan tetapi telur terbesar belum juga menetas. Ibu dari angsa tersebut mengerami telur tersebut selama beberapa hari. Akhirnya, telur tersebut menetas dan sebuah angsa besar buruk keluar. Ibu angsa tersebut kaget melihatnya. Dia besar dan berwarna debu abu. Dia sama sekali tidak Nampak ibarat yang lainnya. Dia ibarat burung kalkun.
When the mother duck brought the children to the pond for their first swimming lesson. The huge grey duckling splashed and paddled about just as nicely as the other ducklings did. "That is not a turkey chick. He is my very own son and quite handsome" the mother said proudly
Ketika si Ibu angsa membawa anak anaknya ke danau untuk mencar ilmu berenang bersama. Bebek yang buruk tersebut berenang dengan gembira ibarat yang lainnya. “ itu bukan kalkun. Dia ialah anakku sendiri dan sangat tampan” kata sang ibu angsa dengan bangga.
However, the other animals didn't agree. They hissed and made fun of him day by day. Even his own sisters and brothers were very unkind. "You are very ugly" they quacked.The little poor duckling was very unhappy. "I wish I looked like them" he thought to himself. One day, the ugly duckling run away and hide in the bushes. The sad duckling lived alone through the cold and snow winter. Finally the spring flowers began to bloom. While he was swimming in the pond, he saw three large white swans swimming toward him. "Oh, dear. these beautiful birds will laugh and peck me too" he said to himself. But the swans did not attack him. Instead, they swam around him and stroked him with their bills. As the ugly duckling bent his neck to speak to them, he saw his reflection in the water. He could not believe his eyes. "I am not an ugly duckling but a beautiful swam" he exclaimed.
Akan tetapi, hewan yang lain tidak menyetujuinya. Mereka menghina beliau dan menertawakannya hari demi hari, bahkan sang saudara dari angsa buruk tersebut juga tidak ramah terhadapnya. “ Kamu jelek” mereka berkata. Si angsa buruk tersebut meras tidak senang. “ saya harap saya sanggup ibarat mereka” beliau menyampaikan pada dirinya sendiri. Suatu ketika, angsa buruk terseut melarikan diri dan bersembunyi di semak semak. Bebek buruk tersebut hidup sendiri melalui hirau taacuh dan bersaljunya ekspresi dominan dingin. Akhirnya,bunga bunga ekspresi dominan semi mulai berkembang. Ketika beliau sedang berenang di dalam danau. Dia melihat tiga buah angsa putih besar berenang menuju dia.: oh malangnya aku, burung burung indah ini aka menertawakanku dan menghinaku juga” beliau mengatakannya pada dirinya sendiri. Akan tetapi Angsa tersebut tidak menyerangnya. Malahan, mereka berenang mengitarinya dan memeluknya dengan paruhnya. Ketika angsa buruk tersebut menundukkan lehernya dan berbicara pada mereka. Dia melihat bayangan wajahnya di dalam air. Dia tidak sanggup mempercayai matanya. “ saya bukan seujung angsa buruk akan tetapi seujung angsa yang cantik” teriaknya.
He was very happy. From that day on, he swam and played with his new friends and was happier than he had never been.
dia hidup bahagia. sejak hari itu, beliau berenang dan bermain dengan temam barunya dan lebih senang dari pada sebelum belumnya.
0 komentar
Posting Komentar