Narrative Teks “ the Legend of Rawa Pening” memiliki moral Value kita harus tolong menolong dengan sesame dan tidakboleh meremehkan seorang dilihat dari fisiknya dan penampilannya. diberikut ini aladalah Cerita narrative teks dari " legenda Rawa pening" dan terjemahannya.
The Legend of Rawa Pening
Once upon a time, there was a little poor boy came into a little village. He was very hungry and weak. He knocked at every door and asked for some food, but nobody cared about him. Nobody wanted to help the little boy.
Pada jaman lampau, ada seorang bocah miskin menhadiri sebuah desa. Dia sangat lapar dan lemah. Dia mengetuk pintu dan meminta makanan, akan tetapi tidak ada satu orang pun yang mempedulikan dia.tidak ad seorangpun yang ingin memmenolong bocah kecil tersebut.
Finally, a generous woman helped him. She gave him shelter and a meal. When the boy wanted to leave, this old woman gave him a “lesung”, a big wooden mortar for pounding rice. She reminded him, “please remember, if there is a flood you must save yourself. Use this “lesung” as a boat”. The “lesung” was happy and thanked the old woman.The little boy continued his journey. While he was passing through the village, he saw many people gathering on the field. The boy came closer and saw a stick stuck in the ground. People challenged each other to pull out that stick. Everybody tried, but nobody succeeded. “Can I try?” asked the little boy. The crowd laughed mockingly. The boy wanted to try his luck so he stepped forward and pulled out the stick. He could do it very easily. Everybody was dumbfounded.
Akhirnya, seorang perempuan baik hati memmenolong dia. Dia memdiberina daerah dan makanan. Ketika si bocah itu akan pergi perempuan renta ini memdiberina sebuah Lesung, sebuah daerah kayu besar untuk menumbuk padi. Dia mengingatkan bocah itu, “ ingatlah, kalau ada sebuah banjir engkau harus menyelamatkan diri. Gunakan lesung ini sebagai perahu. Bocah itu sangat senag dan mengucapkan terima kasih kepada perempuan itu. Bocah kecil itu melanjutkan perjalanannya. Ketika beliau melewati sebuah desa, beliau melihat banyak orang berkumpul di lapangan. Bocah kecil itu mendekat dan melihat sebuah tongkat yang tertancap di tanah. Orang orang menantang setiap orang untuk menarikdanunik tongkat itu. Semua orang mencoba, akan tetapi tidak ada seorang pun yang berhasil. “ dapatkah saya mencobanya?” kata bocah kecil itu. Segerombolan orang itu tertawa menghina. Laki-laki iatu mencoba keberuntungannya dan melangkah ke depan dan menarikdanunik tongkat tersebut. Da sanggup melakukannya dengan gampang. Semua orang terkejut.
Suddenly, from the hole left by stick, water spouted out. It did not stop until it flooded the village. And no one was saved from the water except the little boy and the generous old woman who gave him shelter and meal. As she told him, he used the “lesung” as a boat and picked up the old woman. The whole village became a huge lake. It is now known as Rawa Pening Lake in Salatiga, Central Java, Indonesia.
Tiba – tiba, dari lubang bekas dari tongkat tersebut, air keluar. Dan tidak berhenti sampai membanjiri desa. Dan tidak ada seorangpun yang selamat dari air banjir tersebut kecuali bocah kecil itu dan perempuan renta yang baikhati yang memdiberinya sebuah daerah tinggal dan makanan. Karena beliau menyampaikan kepada bocah itu, Bocah itu memakai Lesung sebagai bahtera dan menjemput orang renta tersebut. Seluruh desa menjelma danau. Dan daerah itu dikenal dengan Danau Rawa Pening di Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia
0 komentar
Posting Komentar